trampolinesystems.com – Gempa M 5,3 Terjadi di Kepulauan Aru, Maluku: Tidak Berisiko Tsunami. Kepulauan Aru, sebuah kawasan yang terletak di ujung timur Indonesia, baru-baru ini diguncang oleh gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 5,3. Kejadian yang cukup menghebohkan ini menarik perhatian banyak pihak, terutama warga sekitar yang merasakan getaran cukup kuat. Namun, meskipun guncangan tersebut cukup terasa, BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) menyatakan bahwa gempa ini tidak berisiko menimbulkan tsunami.
Dampak Gempa M 5,3 di Kepulauan Aru
Gempa M 5,3 yang terjadi di Kepulauan Aru tercatat pada pukul 10.30 WIB, dengan pusat gempa berada di laut, sekitar 120 km barat daya dari Pulau Aru. Berdasarkan laporan dari BMKG, getaran yang dirasakan cukup kuat di beberapa daerah seperti Dobo, kota terbesar di Kepulauan Aru, namun beruntung tidak ada laporan kerusakan parah yang ditimbulkan oleh kejadian ini.
Meskipun magnitudonya terukur cukup besar, gempa ini termasuk dalam kategori gempa menengah, yang artinya meskipun guncangannya terasa cukup kuat, dampaknya tidak separah besar. Warga yang merasakan sensasi merasa sedikit panik, namun situasi tetap terkendali berkat respons cepat dari pihak berwenang.
Pusat gempa yang berada di laut juga berperan besar dalam mengurangi dampak lebih lanjut, karena di darat dengan kedalaman lebih cenderung lebih merusak. Keberadaan yang lebih dalam juga membuat kemungkinan terjadinya tsunami menjadi sangat rendah, yang dijelaskan oleh BMKG sebagai alasan mengapa masyarakat tidak perlu khawatir.
Mengapa Gempa ini Tidak Menimbulkan Tsunami?
Salah satu kekhawatiran utama ketika terjadi besar adalah potensi tsunami yang dapat menyusul. Namun, dalam kasus M 5,3 di Kepulauan Aru, BMKG mengkonfirmasi bahwa ini tidak berisiko menyebabkan tsunami. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah posisi pusat yang berada pada kedalaman cukup dalam.
Biasanya, yang bisa memicu tsunami terjadi pada kedalaman yang lebih dangkal, yakni di bawah 60 km dari permukaan laut. Sementara di Kepulauan Aru terjadi pada kedalaman lebih dari 100 km, yang berarti energi yang dikeluarkan tidak cukup untuk menyebabkan pergerakan besar di dasar laut yang dapat menimbulkan gelombang tsunami.
Selain itu, kedalaman ini cukup dalam, lokasi episentrum yang berada jauh dari garis pantai juga mengurangi potensi tsunami. Jika terjadi lebih dekat ke pantai atau di dalam zona subduksi (tempat bertemunya dua lempeng tektonik), maka potensi tsunami memang lebih besar, namun hal tersebut tidak terjadi kali ini.

Apa yang Harus Dilakukan Masyarakat Setelah Gempa
Setelah gempa terjadi, penting bagi masyarakat untuk tetap tenang dan mengumpulkan informasi terbaru dari pihak yang berwenang. Meskipun ini tidak berisiko tsunami, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memastikan keselamatan bersama. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan setelah terjadi:
-
Cek Keadaan Sekitar
Segera pastikan tidak ada kerusakan di sekitar tempat tinggal atau tempat kerja. Jika ada bangunan yang mengalami kerusakan, pastikan untuk menjauh dari area tersebut agar tidak terjadi cedera lebih lanjut. -
Dengarkan Informasi dari BMKG atau Pihak Berwenang
Ikuti perkembangan informasi melalui saluran komunikasi yang tepercaya, seperti radio, televisi, atau aplikasi BMKG untuk mengetahui apakah ada potensi susulan atau risiko lainnya. -
Perlengkapan Darurat
Meskipun tsunami tidak menjadi ancaman, gempa susulan atau bencana lainnya tetap bisa terjadi. Pastikan untuk selalu memiliki perlengkapan darurat, seperti air bersih, makanan instan, obat-obatan, dan salinan identitas yang dapat digunakan dalam situasi darurat. -
Daerah Berisiko
Jangan mendekati pantai dalam beberapa jam setelah gempa, meskipun tsunami diperkirakan tidak akan terjadi. Hal ini untuk mengantisipasi jika ada perubahan yang mendadak pada kondisi laut. -
Tetap Tenang dan Saling Membantu
Memastikan untuk tetap tenang dan saling membantu antarwarga. Menjaga kekompakan dan berbagi informasi yang akurat sangat penting untuk mengurangi ketakutan.
Kesimpulan
Gempa M 5,3 yang terjadi di Kepulauan Aru mungkin memberikan guncangan yang cukup terasa, namun beruntungnya, ini tidak menimbulkan tsunami. Keberadaan pusat yang berada pada kedalaman lebih dari 100 km dan jauh dari pantai menjadi faktor yang mengurangi risiko bencana besar pasca. Namun, kejadian ini kembali mengingatkan kita tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana di wilayah yang rawan. Masyarakat di sekitar Kepulauan Aru diharapkan untuk tetap waspada, mengikuti perkembangan informasi dari BMKG, dan mempersiapkan diri dengan langkah-langkah darurat yang diperlukan.
